Header Ads

ARS

Review film : Siap gan

Sempat terkatung tanpa kepastian karena harus mengantre dengan banyak film lain, Siap Gan! akhirnya mengantongi jadwal tayang dari ekshibitor. Mulai 13 September 2018, film produksi Muara Prima Entertaiment itu bisa disaksikan di bioskop.
Kepada Beritagar.id yang menemuinya di CGV Grand Indonesia, Jakarta Pusat (6/9/2018), sutradara Ody C. Harahap mengungkapkan syuting film ini berlangsung di Surabaya sejak awal Oktober 2016. Rampung sebulan kemudian.
Sebagai film yang mengingatkan tentang pentingnya nasionalisme, Siap Gan! awalnya dimaksudkan tayang sejak tahun lalu menjelang perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia (Agustus) atau menyambut Hari Pahlawan (November).
Untuk mempromosikan sekaligus memperlancar maksud tersebut, Muara Prima Entertaiment aktif menggelar sesi pre-screening film Siap Gan! dengan memboyong beberapa pemain. Mereka getol menyambangi sejumlah bioskop di beberapa tempat.
Ternyata harapan tak kesampaian. Alhasil aktivitas promosi, terutama off air, sempat vakum. Memasuki 2018, film ini kembali berusaha menembus roster tayang medio Agustus 2018 agar sesuai tema yang diusungnya.
Slot Agustus 2018Kafir, Si Doel the Movie, Sebelum Iblis Menjemput, Rompis, DOA: Cari Jodoh, dan Wiro Sableng ternyata tidak memungkinkan, hingga akhirnya Siap Gan! mengantongi jadwal tayang mulai 13 September 2018.
yang telah dipenuhi banyak film, semisal
Kepastian tersebut, sungguhpun meleset dari jadwal incaran, membuat para pemain yang terlibat merasa lega.
Perjalanan panjang nan berliku ternyata sudah dialami sejak film ini masih berbentuk skenario.
“Naskah film ini sudah rampung sejak beberapa tahun lalu. Bolak-balik coba saya tawarkan ke beberapa rumah produksi, tapi enggak pernah cocok terutama soal bujet,” ungkap Ocay, panggilan akrab Ody.
Bujet produksi yang kukuh dipertahankan Ocay menyangkut lokasi syuting. Sineas pembesut Sweet 20 (2017) itu ingin seluruh syuting berlangsung di Surabaya.
Alasannya karena hanya kota itu yang memenuhi semua syarat sebagai lokasi cerita. Julukannya Kota Pahlawan. Pada sisi lain, terkenal satu lokalisasi pelacuran terbesar di Asia Tenggara bernama Gang Dolly yang mulai eksis sejak medio 1960-an.
Tri Rismaharini sebagai Walikota Surabaya kemudian menutup segala aktivitas transaksi seksual di sana sejak 2014. Mirip penutupan Kali Jodo yang ada di Jakarta.
“Ide awalnya muncul saat gue dan teman mengobrol ngalor-ngidul. Eh, tiba-tiba topik pembicaraannya tentang pelacur nasionalis,” ungkap Ocay dilanjutkan tawa.
Ocay menganggap ide tersebut menarik jika difilmkan, terlebih jika dibungkus dengan genre drama komedi. Tak butuh waktu lama baginya mengembangkan obrolan tadi dalam lembaran skenario.
Sambil menantikan rumah produksi yang cocok, Ocay menyutradarai film-film lain, seperti Skakmat (2015), Me vs Mami (2016), hingga Sweet 20.
Tadinya Muara Prima Entertaiment meminta Ocay menyutradarai ide cerita lain. Proyek awal tersebut kemudian ditunda setelah melihat skenario Siap Gan! yang kala itu masih mengusung judul 17-an.
Hanya saja produser meminta penggantian judul karena khawatir penonton menganggap ini film serius. Setelah mengadakan dua kali proses diskusi kelompok terarah alias focus group discussion, terpilih Siap Gan! sebagai judul baru yang dirasakan lebih cepat nempel.
Film ini mengisahkan seorang perempuan bernama Nina (diperankan Rini Mentari) yang coba mengadu nasib di Surabaya berbekal ijazah SMP.
Terhimpit situasi ekonomi karena melulu dapat penolakan saat melamar kerja, Nina berniat mengikuti jejak teman sekostnya, Vivi (Aulia Sarah), menjadi Pekerja Seks Komersial (PSK).
Belum sempat niat itu terwujud, sebuah insiden menempatkan Nina di dalam asrama pelatihan anggota Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) yang serba teratur dan disiplin.
Selama di asrama, Nina bertemu dengan Pak Sakiran (Rudolf Puspa), veteran perang mantan anggota tentara pelajar. Banyak pengalaman baru juga berhasil didapatkannya, terutama soal menghargai hidup dan nasionalisme.
Menurut Rini dan Yama Carlos yang hadir dalam sesi press screening, selama syuting mereka harus tahan terkena paparan terik matahari di Surabaya. Dalam film ini memang banyak adegan yang mengharuskan Rini dan Yama baris-berbaris di luar ruangan.
“Kulit saya sampai gelap karena kebanyakan dijemur sama Mas Ody. Harus latihan fisik juga seperti push up dan sit up,” ujar Rini yang mendapat pelatihan khusus dari Purna Paskibraka Nasional.
Pemain lain yang ikutan dalam film ini adalah Taskya Namya, Nadya Arina, Indra Birowo, Mentari De Marelle, dan Qausar Harta Yudana.

No comments